Mereka memandang ayam geprek ini merupakan bisnis yang dapat sustain karena memang pada dasarnya mereka beranggapan bahwa makanan adalah kebutuhan fisiologis manusia yang mana bahkan dalam sehari manusia memerlukan idealnya 3 kali makan makanan berat dalam sehari. dikarenakan aspek itulah dia dari awala merintis usahanya dalam bidang kuliner makanan berat. Bahkan bisnis ini merupakan bisnis kedua yang mereka tekuni setalah gagal dalam cafekeun dan merugi hingga 50 juta, padahal saat itu mereka sedang dalam masa kuliah. walaupun modal awal mereka baik cafekeun dan ayam geprek ini dari orang tua Farras namun mereka berkomitmen ketika mereka memulai usaha ini berarti semua adalah tanggung jawab mereka, tidak lagi melibatkan orang tua masing-masing. Hal ini yang mendasari mereka tetap mencicil melunasi uang pinjaman dari ayah farras akibat mereka merugi hingga 50 juta tersebut, karna dari awal mereka berniat meminjam, bukan meminta uang atau dimodali oleh ayah Farras.
Karna mereka dari SBM, yakni prodi kewirus dan prodi manajemen, mereka tentunya sudah memiliki ilmu dalam berwirausaha dan selain ilmu itu juga, mereka menjunjung tinggi moral dalam manajerial ayam geprek ganyang. walaupun target mereka adalah untung sebanyak-banyaknya, namun dalam berinovasi bagi mereka kepuasan pelanggan adalah nomor satu, karna dengan kepuasan itu pelanggan akan loyal. sedangkan mereka mengambil karyawan dari orang yang pendidikannya hanya sebatas SMA dan SMP dan itupun bukan kenalan mereka, namun dari masukan warung-warung lainnya di ganyang. Mereka tidak memberi kriteria khusus dalam merekrut kariyawan, hanya berdasarkan karyawan tersebut baik tidak moralnya, itu saja. Mereka beranggapan bahwa skill karyawan adalah tanggung jawab dari owner untuk membimbing dan melatih layaknya mentor. adapun karyawannya adalah ada satu ibu-ibu yang beliau tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki suami, namun memiliki 2 anak, karena kondisi tersebutlah Taufik inging berbagi dengan Ibu Imas dengan merekrut beliau menjadi karyawan. selain itu ada 2 anak Garut rekomendasi dari toko sebelah yang saat itu lulus SMK, yang wanita bagian admistrasi perkantoran, dan yang laki-laki bidang otomotif, dan yang satu lagi adalah anak lulusan SMP rekomendasi dari karyawan lulusan SMA, dan satu lagi ibu Taufik sebagai Head Chef disana.
Mereka mengaku senang ketika dapat membuka wawasan, lapangan kerja kepada orang yang membutuhkan, karna mereka tidak memandang masalah ekonomi ataupun status sosial mereka menganggap karyawan mereka sebagai saudara sendiri yang terkadang mereka ajak main bersama dan mereka selalu melakukan pendekatan interpersonal pada tiap karyawan, yang benar-benar ketika sedang melakukan pendekatan Taufik akan ngobrol hanya berdua (face to face) kapada tiap karyawannya itu, dimana metode ini dilakukan agar dia juga memiliki rasa empati terhadap karyawan-karyawannya. bahkan awalnya mereka merintis bisanis ini dengan 3 karyawan yang salah satunya ibunya Taufik. bulan pertama mereka buka, Taufik dan Farras benar-benar terjun langsung dalam keberjalanan ayam geprek, karna saat itu masih libur kuliah, namun karna ada tuntutan kuliah tersebut, Taufik dan Farras akhirnya menambah 2 orang karyawan karna dari pengalaman 1 bulan awal itu, ayam geprek dapat optimum dengan 5 karyawan.
dari cerita diatas dapat tercermin 12 karakteristik wirausaha dari Taufik dan Farras, yaitu:
- motif berprestasi yaitu mereka tidak pernah takut gagal, ingin mengatasi masalah sendiri, berani mengambil resiko, selalu memerlukan umpan balik, menyukai tantangan, memiliki tanggung jawab tinggi.
- selalu prespektif, yaitu mereka selalu berpandangan bahwa dalam berbisnis ketika mereka melakukan suatu yang baru mereka bisa melangkah lebih maju, intinya mereka optimis
- Daya Cipta tinggi yang tercermin dari mereka awal membuka cafekeun menu dan seua jenis makanan mereka yang rumuskan melihat minat pasar saat ini, dan dalam membuat ayam geprek mereka berinovasi di sambalnya, karna bagi mereka sambal adalah tempat bumbu rahasia mereka dan faktor kunci dari keloyalan pelanggan
- Inovasi tinggi yaitu seperti mereka dalam bisnisnya melakukan peracikan bumbu dan ayam geprek kemudian mengajak teman-teman sekitarnya menjadi tester, karna mereka tidak akan membuka usahanya sebelum mereka yakin hasil karya mereka ini dapat dijual dari segala aspek.
- komit dalam bekerja tentunya iya karna setelah 7 bulan dengan cafekeun dan bangkrut, mereka tetap komit dan mencoba bisnis kuliner lagi
- Etos kerja dan tanggung jawa tercermin dari diri mereka, dimana mereka menanamkan nilai-nilai moral ke karyawannya, bukan sekedar menganggap karyawannya sebagai pekerja saja.
- mandiri tentunya tercermin dengan mereka tidak mau mengandalkan modal dari ayah Farras, mereka malah memilih meminjam, dan saat rugipun mereka mencicil modal pinjaman tersebut.
- berani mengambil resiko tentu jelas dari awal dia bisnis dengan cafekeun dan membutuhkan modal untuk sewa tempat saja hingga 25 juta belum lagi mereka membeli semua tool dapur baru karna mereka baru merintis, dan ternyata mereka gagal lalu bangkit lagi dengan ayam geprek
- selalu mencari peluang, ya mereka melihat peluang bahwa di ITB banyak mahasiswa yang butuh makanan dengan porsi banyak namun murah, lezat dan bergizi
- berjiwa kemimpinan tercermin pada diri mereka dengan mereka dapat mengayomin 5 karyawannya dan menjadikan karyawannya loyal, jujur terhadap mereka
- memiliki kamampuan manajerial, tidak usah ditanyakan lagi karna mereka sendiri dari backgroun bisnia, yaitu manajer dan wirausaha.
- mereka juga memiliki ketrampilan personal yang dapat tercermin dari cerita diatas
Komentar
Posting Komentar
any question, you can contact us